
Nim dan Jack hidup di sebuah pulau terpencil di lautan Asia Pasifik. Bahkan pulau itu belum ada namanya dan tidak terdeteksi dalam peta. Maka Jack menamakan pulau itu pulau Nim, anaknya yang sangat dia cintai. Istrinya meninggal dimakan oleh paus di lautan. Hidup berdua di sebuah pulau terpencil yang sangat indah membuat Nim hidup dengan alam, bermain bersama anjing laut, burung pelikan dan iguana miliknya. Sementara Jack adalah seorang peneliti bawah laut yang sangat terkenal tidak ingin orang lain tahu dimana dia hidup, karena Jack tahu, saat itu tiba maka pulau tak akan seindah saat dia dan Nim tinggal.
Nim juga sangat gemar membaca dan fantasinya berkembang, dia seolah-olah hidup berdampingan dengan karakter favoritnya di novel yang sering ayahnya belikan yaitu Alex Rover, petualang yang tangguh, bagi Nim Alex adalah pahlawannya. Satu hari, Jack harus berlaut meneliti jenis binatang baru di lautan lepas. Jack meminta Nim ikut, namun Nim menolak karena harus menjaga kura-kura yang akan beranak. Jack akhirnya pergi sendiri, tanpa Nim. Badai menerjang, dan Jack tiba-tiba hilang dari radar Nim melalui radio satelite-nya. Dalam keadaan itu, Nim sangat butuh bantuan.
Di San Francisco, penulis kenamaan Alexandra Rover hidup tak jauh dari apartement-nya, dia mengidap agoraphobic, dimana dia merasa aman hanya di dalam apartement-nya. Untuk memenuhi deadline novelnya, dia harus me-research gunung berapi di sebuah pulau kecil yang kebetulan ditinggali oleh Jack. Maka, saling e-mail dilakukan. Karena Jack tidak ada, Nim-lah yang membalas e-mail Alexandra dengan nick name Alex Rover. Seperti mimpinya terwujud Nim akhirnya bisa berkenalan dengan pahlawannya. Di saat itu pula Nim meminta bantuan Alex untuk datang ke pulau, menolongnya menemukan ayahnya yang hilang.
Alexandra bimbang, setelah 16 minggu dia tidak pernah pergi dari apartement-nya, dan dia harus melawan rasa takutnya demi menolong Nim, gadis kecil yang kesepian.
Cerita petualangan anak-anak mungkin jarang difilmkan oleh Holywood, ini salah satunya. Plot-nya biasa, secara cerita mungkin juga biasa. Namun, petualang dan keindahan gambar membuat film ini menarik. Efek iguana yang lucu juga ada di film ini.
Secara penokohan tidak ada masalah dengan peran Joddie Foster dan Abigail. Namun, sekali lagi Gerard Butler saya rasa tidak pernah cocok main di film diluar film kolosal, entah mengapa saya selalu membandingkan Butler di 300 dan film-filmnya yang lain. Dan gue selalu menempatkan Butler sempurna di 300 namun lemah di semua filmnya yang lain.
Film keluarga ini patut ditonton, karena juga menyisipkan nasihat-nasihat penting tentang keberanian dan percaya diri.
Untuk ini saya memberikan nilai 6.5 dari 10
Mau lihat trailernya? klik disini
Baca Selanjutnya..